Apapun keperluan manusia, dalam memenuhinya sungguh tergantung pada lingkungan alam sekitarnya. Misalnya untuk makan, daerah berteduh, pakaian bahan bakar, obat, dan sebagainya, insan tinggal mempergunakan apa yang telah tersedia di alam sekitarnya. Dengan demikian, kekayaan di sekitar manusia sungguh berfaedah dalam menopang hidup manusia. Perlu kiranya kekayaan alam itu digali, dimanfaatkan, atau bahkan dikembangkan dan dijaga kelestariannya
Kekayaan alam banyak jenis dan ragamnya, ada jenis kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui, seperti minyak bumi, barang-barang tambang, air dan sebagainya. Ada juga kekayaan alam yang bisa diperbaharui, dipertahankan atau dikembangbiakkan, mirip hewan dan tanaman
Dalam hal kekayaan alam berbentuktetumbuhan atau tanaman, bangsa Indonesia ialah salah satu bangsa yang sungguh kaya dengan sumber kekayaan alam tersebut. Beratus bahkan beribu jenis tumbuhan Indonesia yang memiliki manfaat besar tersedia di tanah air Indonesia. Dari berbagai jenis tumbuhan yang dikenal dan mempunyai manfaat, secara garis besar flora tanaman tersebut dimanfaatkan sebagai:
1 tumbuhan pangan, seperti padi, sayuran, jagung dan lain-lain;
2. tanaman papan, mirip jati, kelapa dan kayu-kayuan lain;
3. tanaman sandang, mirip kapas
4. tumbuhan industri, seperti karet, dan lain-lain; 5. tanaman obat, seperti jahe, kayu elok, dan lain-lain.
Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan flora berguna obat selaku salah satu upaya dalam menangani dilema kesehatan. Berbagai jenis flora obat-obatan mampu tumbuh subur di Indonesia. Bahkan antara flora memiliki kegunaan obat dan tumbuhan pangan kadang kala susah untuk dibedakan, alasannya adalah flora umumnya mempunyai khasiat kedua-duanya, selaku tumbuhan pangan, sekaligus bisa dimanfaatkan sebagai tumbuhan yang mengandung khasiat obat Misalnya, kita mengenal bayam, pepaya, suweg, apel, dan lain-lain yang merupakan flora pangan, tapi di samping itu flora-tumbuhan ini mempunyai kandungan kimia yang sangat berguna untuk pengobatan banyak sekali penyakit
Penggunaan materi alam sebagai obat tradisional di Indonesia sudah dilakukan oleh nenek moyang kita semenjak berabad-masa yang kemudian terbukti dari adanya naskah usang pada daun lontar Husodo (Jawa), Usada (Bali), Lontarak pabbura (Sulawesi Selatan), dokumen Serat Primbon Jampi, Serat Racikan Boreh Wulang nDalem, dan relief candi Borobudur yang menggambarkan orang sedang meracik obat (jamu) dengan tanaman sebagai bahan bakunya. (Sukandar E Y, 2006)
Pengetahuan serta pemanfaatan tanaman memiliki kegunaan obat kebanyakan berdasarkan pada pengalaman dan kemampuan yang secara turun temurun sudah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bahkan secara umum dikuasai penduduk kita dalam pemanfaatan flora obat tersebut penduduk cuma mengenali khasiat tumbuhan bersangkutan cuma berdasar kebiasaan, tanpa tahu kandungan apa yang terdapat dalam tumbuhan bersangkutan.
Pemanfaatan flora selaku obat atau lebih diketahui dengan obat herbal lebih banyak terdapat di negara-negara dunia ketiga seperti halnya Indonesia. Namun dalam perkembangannya, obat herbal makin diterima secara luas di nyaris seluruh negara di dunia. Bahkan sekarang sekamin menjamur industri farmasi yang mempergunakan tumbuhan sebagai bahan utamanya, dengan istilahnya back to nature atau kembali ke alam.
Menurut catatan WHO tahun 2003, Negara-negara yang banyak memanfaatkan tanaman obat paling banyak terdapat di Afrika yang mencapai nyaris 80% dari populasi, menyusul yaitu Amerika Latin dan Asia. Di Asia yang sungguh terkenal yakni pemanfaatan ginseng China, ginseng Korea, jamu-jamuan di Indonesia.
Perkembangan menawarkan bahwa pemanfaatan tumbuhan obat, mulai terjadi peningkatan juga di negara-negara maju, mirip Jepang, Amerika dan Eropa. Faktor pendorong terjadinya kenaikan penggunaan ibat herbal di negara maju ialah usia keinginan hidup yang lebih panjang pada ketika prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat terbaru untuk penyakit tertentu, di antaranya kanker serta kian luas jalan masuk info tentang obat herbal di seluruh dunia.
WHO mengusulkan penggunaan obat tradisional termasuk obat herbal dalam pemeliharaan kesehatan penduduk , pencegahan, dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif, dan kanker WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keselamatan dan khasiat dari obat tradisional
Kelebihan dari penggunaan obat tradisional utamanya obat herbal yaitu
bahwa obat tradisional relatif kecil imbas sampingnya kalau penggunaannya sempurna. Penggunaan sempurna dalam hal ini meliputi:
1 ketepatan jenis penyakit dengan materi obat yang digunakan;
2. ketepatan cara penggunaan
3. ketepatan takaran;
4 ketepatan waktu penggunaan
Penelitian yang telah dikerjakan terhadap tanaman obat sungguh menolong dalam penyeleksian materi baku obat tradisional. Pengalaman empiris ditunjang dengan observasi makin menunjukkan kepercayaan akan khasiat dan keamanan obat tradisional
Sopandi, 2016, Tanaman Obat Tradisional (jilid III),PT fasilitas panca karya nusa. H. 2-6
Sumber https://www.mooreyi.com/
EmoticonEmoticon